Senin, 31 Mei 2010

Tuhanku,
Masih terbayang dalam benak ini,
Saat pertama belajar mencintai-Mu,
Lembar demi lembar kitab kupelajari,
Untai demi untai kata para ustaz kuresapi,
Tentang cinta para nabi,
Tentang kasih para sahabat,
Tentang mahabbah para sufi,
Tentang kerinduan para syuhada,
Lalu kutanamkan di jiwa dalam-dalam,
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi,
Dan idealisme yang mengawang di awan…

Tapi Ya Allah,
Berbilang detik, menit, jam, hari dan bulan,
Dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintai-Mu,
Dengan cinta yang paling utama, tapi…
Masih juga tak kutemukan cinta tertinggi untukMu,
Malah makin terasa gelisahku membadai,
Dalam cinta yang mengawang,
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi,
Hingga aku terhempas dalam jurang kenistaan,
Dan kegelapan…

Wahai Ilahi Robbii,
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari serta bulan,
Dan kemudian tahun berlalu…
Ku coba merangkak lagi, menggapai permukaan bumi,
Dan menegakkan jiwaku kembali,
Menatap, memohon dan menghiba-Mu…

Ya Rahmaanu, Ya rahiim,
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
Semampuku…

Ya Maliku, Ya Qudduus,
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Sebisaku,
Dengan segala kelemahanku…

Ya Salaamu, Ya Mu’minu,
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Dengan kesabaran menanggung derita,
Umpama Nabi Ayyub, Daud, Musa hingga Isa,
Kerana itu izinkan aku mencintai-Mu,
Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu,
Atas derita batin dan jasadku,
Atas sakit dan ketakutanku…

Ya Muhaiminu, Ya Aziiz,
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Seperti Abu Bakar Asshidiq,
Yang menyedekahkan seluruh harta,
Dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu,
Bagi diri dan keluarganya…

Izinkan aku mencintaiMu,
Melalui seringgit-dua yang terulur,
Pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,
Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan,
Pada makanan–makanan sederhana,
Yang terkirim ke handai taulan…

Ya Jabbaaru, Ya Khaaliq,
Aku tak sanggup mencintaiMu,
Dengan khusyuknya sholat seorang shahabat Nabi-Mu,
Hingga tiada terasa panah musuh menujah kakinya,
Kerana itu Ya Allah,
Perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu,
Dalam sholat yang coba kudirikan terbata-bata,
Meski ingatan kadang masih melayang,
Ke berbagai permasalahan dunia…

Ya Ghoffaaru, Ya Wahhaab,
Tak sanggup kuberibadah ala para sufi-Mu,
Yang membaktikan seluruh malamnya,
Untuk bercinta dengan-Mu,
Maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu,
Dalam satu dua raka’at lailku,
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku…

Yaa Razzaqu, Ya Fattah,
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Bagai para al hafidz dan hafidzah,
Yang menuntaskan kalam-Mu dalam semalam,
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Melalui selembar dua lembar tilawah harianku,
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku…

Ya ‘Aliimu, Ya Baasith
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Semisal Khalid bin Walid,
Yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya Dien-Mu,
Seperti para syuhada yang menjual dirinya,
Dalam jihadnya bagi-Mu,

Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Dengan mempersembahkan sedikit bakti,
Dan pengorbanan untuk dakwah-Mu,
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu,
Dengan sedikit pengajaran,
Bagi tumbuhnya generasi baru…

Ya Raafi’u, Ya Mu’izz,
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Di atas segalanya, bagai Ibrahim,
Yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
Yang patuh mengorbankan pemuda permata hatinya,
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu,
Semampuku…

Ya Samii’u, Ya Bashiir,
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku,
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa,
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku,

Ya Lathiifu, Ya Haliim,
Bukalah hatiku tuk mencintai-MU,
Alihkan cintaku yang besar dari makhluk-MU,
Menuju cinta untuk-MU…
Amiiin, Ya Robbal ‘alamin.

Aku yang tertatih meniti cinta-Mu,
Dalam 35 tahun waktu yang tlah Kau berikan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar